SMP Negeri 34

Kategori: Sltp

Kantor :
Jl Raya Menganti Wiyung SURABAYA 60228
telepon

Senin, 21 November 2011

WORK SHOP surabaya eco school

dalam work shop ini semua membahas tentang kebersihan dan penggalakan penghijau'an yang ada di Surabaya khususnya SMP se-surabaya ... kegiatan ini perlu kreativitas dan pada saat tertentu kita akan melakukan presentasi ...kepada tunas hijau
pasca workshop II '
-sekolah melakukan pemilahan dan pengolahan sampah lebih lanjut
-semua warga sekolah dilibatkan aktiv dan tidak eksusifitas lagi

-sekolah melakukan pemantau'an kualitas air di sekitar dan aksi tindak lanjut.. hasil diskusi yang ada ...

Sabtu, 29 Oktober 2011

Lomba Siswa Dan Guru Peduli Lingkungan Di SMPN 34



Surabaya- Lomba siswa dan guru peduli lingkungan mewarnai pembinaan dan pemantauan lingkungan hidup Surabaya Eco School di SMPN 34, Senin (24/10). Lomba ini selanjutnya diadakan rutin. “Setidaknya satu bulan sekali akan kami laksanakan. Kalau bisa ya setiap seminggu sekali,” pinta Kepala SMPN 34 Bakti Rahajeng.
Lomba ini merupakan rangsangan untuk seluruh warganya agar mau peduli lingkungan. Gagasan ini didukung oleh Pembina Lingkungan SMPN 34 Atin Setyo Handayani. ”Saya sendiri siap akan melaksanakan kebijakan yang dibuat kepala sekolah,” ujar Atin Setyo Handayani di sela pembinaan dan pemantauan lingkungan hidup di sekolahnya.
Pada lomba ini akan disediakan reward yang disediakan sekolah untuk siswa dan guru peduli lingkungan. Reward ini diperoleh dari hasil pengelolaan sampah di sekolah. ”Kami telah memilah sampah kertas dan plastik yang selanjutnya kami jual jika sudah terkumpul banyak,” ujar ketua kader lingkungan Melani Dwi. Kader lingkungan melakukan pemilahan sampah secara terpusat dan di dalam kelas-kelas sehingga setiap pulang sekolah perwakilan kelas membuangnya ke tempatnya.
Pada pembinaan ini mereka menyampaikan bahwa program lingkungan hidup di sekolah sering terhambat oleh warga sekolah yang tidak peduli lingkungan. “Masih banyak warga sekolah yang tidak peduli lingkungan. Tapi syukur alhamdulilah banyak juga kesadaran anak-anak mulai tumbuh,” ungkap Atin Setyo Handayani. Dia juga menambahkan bahwa setidaknya pengelolaan sampah meliputi membuang sampah pada tempatnya dan pemilahan sampah tetap berjalan meskipun tetap ada kendala.
Banyak cara yang akan dilakukan SMP Negeri 34 untuk menyosialisasikan pentingnya mencintai lingkungan. Diantaranya mengadakan berkebun di sekolah. Ide ini diungkap oleh Eima Yanti Rusdiyah, kader lingkungan. “Kalau bisa mulai sekarang kita menanam pohon berbuah supaya hasil kebunnya bisa dijual ke warga sekolah,” usul Eima. Setidaknya SMP Negeri 34 pernah panen buah mangga tiga kali, menurut data yang dikutip dari sekolah. Di belakang halaman sekolah terdapat hutan sekolah dan beberapa pohon mangga yang telah ditanam 5 tahun lalu.
Pembangunan sekolah membuat pembibitan tanaman langka, seperti pohon juwet atau biasa disebut pohon jamelang terhambat. Banyak yang mati karena kejatuhan semen dari pembangunan gedung baru sekolah. Namun sebentar lagi, para kader lingkungan akan membibit ulang tanaman buah, seperti mangga, nangka dan juwet. “Kami bersiap untuk berkebun di sekolah,” terang Eka Luthfida, kader lingkungan. Semua dilakukan untuk membuat sekolah menjadi lebih hijau dan bersih.
Surabaya Eco School 2011 adalah program lingkungan hidup berkelanjutan untuk sekolah-sekolah di Surabaya. Program yang memadukan kompetisi, pembinaan dan pemantauan ini diselenggarakan oleh pemerintah kota Surabaya dan Tunas Hijau. Surabaya Eco School didukung oleh PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PDAM Surabaya, ASUS, PT. Dharma Lautan Utama dan Perum Jasa Tirta I.

Sabtu, 20 Agustus 2011

KEGIATAN "LOS" TAHUN AJARAN 2011-2012

ke giatan LOS yang ada di SMP Negeri 34 Surabaya
berjalan dengan tertib , baik , dan aman terhadap siswa-siswi baru yg ada
disini kita dijaga dengan pengawas LOS yg di ambil dari 3 siswa OSIS
yang mengawasi adanya ke giatan LOS  ini agar berjalan dengan baik ..
siswa-siswi OSIS membantu jalnnya LOS ini dengan tertib dan baik ...
dan menjaga dan memberi keterampilan ke pada adik-adik LOS
dengan keramahan kita dengan adik-adik los adik-adik los juga dengan rama dan lembut kepad kita
ditahun ajaran ini kegiatan seperti ini di namakan "LOS" Layanan Orientasi Siswa yang sebelumnya
tahun lalu yang di namakan "MOS" Masa Orientasi Siswa yang dengan menyuru dan mepelonco adik-adik
dan tahun ini sistem yang di pakai sangat beda dengan MELAYANI adik-adik LOS yang ada .

Ajak Sekolah Peduli Lingkungan, Gelar Penyuluhan LH Pelajar Part 1



Surabaya- Sebanyak 45 pelajar dari 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya tampak memenuhi ruang laboratorium SMPN 16 Surabaya, Senin (25/7). Mereka berasal dari SMPN 16, SMPN 21, SMPN 22, SMPN 24, SMPN 28, SMPN 34, SMPN 36,  SMP Katolik Angelus Custos 2 dan SMP Muhammadiyah 6. Berkumpulnya para pelajar tersebut bukan tanpa alasan. Mereka adalah peserta Penyuluhan Lingkungan Hidup Pelajar se-Surabaya gelombang I yang diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup Surabaya.
Penyuluhan tahunan BLH Surabaya ini pertama kalinya diselenggarakan di dalam kota Surabaya. Pada tahun-tahun sebelumnya, penyuluhan lingkungan hidup selalu dilaksanakan di luar kota.  Ditempatkannya penyuluhan lingkungan hidup tersebut di SMPN 16 yang berlokasi di jalan Mastrip Bogangin karena SMPN 16 Surabaya telah mendapatkan penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional pada 2011 ini.
Selain materi dalam ruangan, peserta penyuluhan berkesempatan keliling SMPN 16 Surabaya untuk melihat program lingkungan hidup yang telah dijalankan. Mereka dipandu oleh tim lingkungan yang dipimpin oleh Desi Arianing, siswi kelas IX, Putri Lingkungan Hidup SMPN 16 Surabaya 2010. Penerapan pemilahan serta pengelolaan sampah di SMPN 16 dapat disaksikan secara langsung oleh peserta.
Peserta juga ditunjukkan koleksi tanaman yang ada di hutan sekolah maupun green house. Sedikitnya 30 jenis tanaman Sansiviera dikoleksi sekolah ini. Diantaranya Sansiviera Trifasciata Hahnii, Sansiviera Giant, Sansiviera Singwiculata dan Sansiviera Pedang Jowo. Tak heran tanaman sansiviera tersebut menjadi ikon unggulan sekolah.
Tak hanya materi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup yang diberikan kepada peserta. Mereka juga mendapatkan pembinaan tentang perilaku peduli lingkungan serta bagaimana mengajak orang lain untuk ikut peduli terhadap lingkungan hidup oleh Tunas Hijau. Dengan panduan Rani Gayuh Sandhiarti dan Ayu Rahmawati, para siswa diajak melihat pentingnya menjaga lingkungan hidup melalui gambar-gambar dislide.
Kedua mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya yang sedang kuliah lapangan di Tunas Hijau tersebut juga menyampaikan cara efektif untuk mengajak orang lain peduli dengan terus-menerus  mengingatkan langsung maupun melalui slogan dan aturan.

Jumat, 22 April 2011

SMP Negeri 34 Surabaya dalam tunas hijau

SMP 34 Buat Hutan Sekolah Dari Sampah Kertas
Program Sekolahku Peduli Lingkungan
Surabaya-  Adopsi pohon menjadi program lingkungan hidup yang dilakukan SMP Negeri 34 untuk program Sekolahku Peduli Lingkungan, tindak lanjut workshop lingkungan hidup bersama Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Program adopsi pohon ini dimaksudkan agar setiap siswa mampu bertanggung jawab kepada pohon yang ada di sekolah mereka. Satu kelas mendapat satu pohon untuk dirawat.  Bila sampai mati, maka kelas yang bersangkutan diwajibkan untuk mengganti dua kali lipat. Uniknya, uang untuk membeli pohon adalah dari pengumpulan sampah kertas yang setiap hari banyak dijumpai di sekolah.
Atin Setyo, guru pembimbing, mengaku sangat bangga melihat program yang telah direncanakan oleh siswa sendiri. Diharapkan agar program tersebut dapat berjalan seterusnya, bukan hanya sebataswacana semata. Lebih lanjut, saya berharap program ini juga akan diikuti oleh semua guru SMP negeri 34 Surabaya. Mungkin akan ada hutan sekolah khusus guru. Hal ini harus dilakukan oleh seluruhwarga sekolah. Bila hanya dilakukan oleh segelintir warga sekolah, maka kecenderungannya program itu tidak berjalan lama,” kata Atin Setyo.
Tim Eco Mobile Coca-Cola dan Tunas Hijau yang melakukan pembinaan lingkungan hidup, Rabu (16/2),mencoba mengoreksi program yang telah dilaksanakan para siswa sekolah yang berlokasi di kawasan Wiyung Surabaya itu. Setidaknya mengajarkancara melibatkan segenap warga sekolahuntuk menjalankan program yang telah dibuat. Memotivasi teman-teman anggota tim agar tidak mudah menyerah adalah tugas paling utama, karena tidak banyak orang yang mau melakukan. Banyak tantangan yang akan muncul dari teman dan guru kita sendiri. Tapi dengan mental dan kemauan yang besar, keyakinan untuk berjalannya program tetap lancar,” ungkap aktivis Tunas Hijau Narendra.
Sementara itu Nimas Runeh Sabillah, salah satu siswi yang bertugas sebagai koordinator tim lingkungan hidup, mengaku masih sangat sulit untuk mengajak seluruh warga sekolah. Misalnya saja untuk memilah sampah kertas usai sekolah. “Biasanya hanya tim lingkungan saja yang masuk ke kelas-kelas untuk mengambil sampah kertas. Sampah-sampah ini yang akan digunakan untuk membeli pohon dan peralatan kebersihan sekolah,” ungkap Nimas Runeh Sabilah.