SMP Negeri 34

Kategori: Sltp

Kantor :
Jl Raya Menganti Wiyung SURABAYA 60228
telepon

Jumat, 22 April 2011

SMP Negeri 34 Surabaya dalam tunas hijau

SMP 34 Buat Hutan Sekolah Dari Sampah Kertas
Program Sekolahku Peduli Lingkungan
Surabaya-  Adopsi pohon menjadi program lingkungan hidup yang dilakukan SMP Negeri 34 untuk program Sekolahku Peduli Lingkungan, tindak lanjut workshop lingkungan hidup bersama Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Program adopsi pohon ini dimaksudkan agar setiap siswa mampu bertanggung jawab kepada pohon yang ada di sekolah mereka. Satu kelas mendapat satu pohon untuk dirawat.  Bila sampai mati, maka kelas yang bersangkutan diwajibkan untuk mengganti dua kali lipat. Uniknya, uang untuk membeli pohon adalah dari pengumpulan sampah kertas yang setiap hari banyak dijumpai di sekolah.
Atin Setyo, guru pembimbing, mengaku sangat bangga melihat program yang telah direncanakan oleh siswa sendiri. Diharapkan agar program tersebut dapat berjalan seterusnya, bukan hanya sebataswacana semata. Lebih lanjut, saya berharap program ini juga akan diikuti oleh semua guru SMP negeri 34 Surabaya. Mungkin akan ada hutan sekolah khusus guru. Hal ini harus dilakukan oleh seluruhwarga sekolah. Bila hanya dilakukan oleh segelintir warga sekolah, maka kecenderungannya program itu tidak berjalan lama,” kata Atin Setyo.
Tim Eco Mobile Coca-Cola dan Tunas Hijau yang melakukan pembinaan lingkungan hidup, Rabu (16/2),mencoba mengoreksi program yang telah dilaksanakan para siswa sekolah yang berlokasi di kawasan Wiyung Surabaya itu. Setidaknya mengajarkancara melibatkan segenap warga sekolahuntuk menjalankan program yang telah dibuat. Memotivasi teman-teman anggota tim agar tidak mudah menyerah adalah tugas paling utama, karena tidak banyak orang yang mau melakukan. Banyak tantangan yang akan muncul dari teman dan guru kita sendiri. Tapi dengan mental dan kemauan yang besar, keyakinan untuk berjalannya program tetap lancar,” ungkap aktivis Tunas Hijau Narendra.
Sementara itu Nimas Runeh Sabillah, salah satu siswi yang bertugas sebagai koordinator tim lingkungan hidup, mengaku masih sangat sulit untuk mengajak seluruh warga sekolah. Misalnya saja untuk memilah sampah kertas usai sekolah. “Biasanya hanya tim lingkungan saja yang masuk ke kelas-kelas untuk mengambil sampah kertas. Sampah-sampah ini yang akan digunakan untuk membeli pohon dan peralatan kebersihan sekolah,” ungkap Nimas Runeh Sabilah.